Aluminium oksida adalah zat anorganik dengan rumus kimia A1203, senyawa yang sangat keras dengan titik leleh 2054°C dan titik didih 2980°C. Senyawa ini merupakan kristal ionik yang dapatterionisasiPada suhu tinggi, umumnya digunakan dalam pembuatan material refraktori. Alumina yang dikalsinasi dan alumina keduanya mengandung zat yang sama, tetapi karena beberapa metode produksi dan perbedaan proses lainnya, keduanya memiliki kinerja dan penggunaan yang berbeda.
Alumina adalah mineral utama aluminium di alam. Alumina akan dihancurkan dan diresapi dengan larutan natrium hidroksida bersuhu tinggi untuk mendapatkan larutan natrium alumina. Saring untuk menghilangkan residu, dinginkan filtrat, dan tambahkan kristal aluminium hidroksida. Setelah pengadukan yang lama, larutan natrium alumina akan terurai dan mengendapkan aluminium hidroksida. Pisahkan endapan dan cuci, lalu kalsinasi pada suhu 950-1200°C untuk mendapatkan bubuk alumina tipe-c. Alumina yang dikalsinasi adalah alumina tipe-c. Titik leleh dan titik didihnya sangat tinggi.
Alumina kalsinasi tidak larut dalam air dan asam, juga dikenal sebagai aluminium oksida dalam industri, dan merupakan bahan baku dasar untuk produksi logam aluminium. Alumina kalsinasi juga dapat digunakan dalam produksi berbagai bata tahan api, wadah peleburan tahan api, tabung tahan api, dan instrumen laboratorium tahan suhu tinggi. Alumina kalsinasi juga dapat digunakan sebagai bahan abrasif, penghambat api, dan pengisi. Alumina kalsinasi dengan kemurnian tinggi juga merupakan bahan baku untuk produksi korundum buatan, batu induk merah buatan, dan batu induk biru. Alumina kalsinasi juga digunakan untuk produksi substrat papan sirkuit terpadu skala besar modern. Alumina kalsinasi dan alumina dalam proses produksi dan aspek lainnya sedikit berbeda, dan bidang industri yang berlaku juga berbeda. Oleh karena itu, sebelum membeli produk, cari tahu terlebih dahulu bidang penggunaan spesifiknya.